Breaking

We Are CALEG SYARIAH! Waw, Benarkah?


2014 tahun politik. Masuk April menjadi masa yang kursial bagi peta pergerakan demokrasi dan penyokongnya. Persiapan pesat sudah dimulai dengan berbagai sajian kampanye. Dari yang mengubar napsu lewat jogetan dangdut, sampai menyebar uang seperti dermawa yang sesungguhnya.
Ya setiap lima tahun sekali pasti selalu ada dan tidak bisa tidak. Kampanye tanpa dangdutan dan joget joget liar tidak bisa lepas. Katanya sih untuk menjaring dan menghibur masa kampanye. Tapi apa harus dengan maksiat seperti itu. Sajian aurat dan napsu membara. Wah gimana kalau nanti jadi ya?

Eh, tapi ada juga lho sekarang brand baru. Yaitu caleg syariah. Seperti apakah itu? Yang katanya sih caleg yang akan mensyariahkan Indonesia? Bisa memang wallohu ‘alam sih.

Tapi penamaan caleg syariah itu apakah sudah tepat? Saya juga sama tidak paham masalah tepat dan tidak tepat. Benar dan tidak benarnya. Hanya saja saya merasa seperti mengikuti kelatahan belakangan ini yang menjadikan kata syariat menjadi brand jualan baru dan barang lama yang dimodipikasi.

Misal saja Bank Syariah, gadai syariah, kredit syariah dan syariah-syariah lainnya. Brand yang cukup menjual di kultur maysrakat yang mayoritas Islam. Saya sangat mengapresiasi dan bangga tentunya saat mengetahui brand itu mulai merebak. Namun apa nyatanya. Setelah coba meneliti dan menelisik ternyata prakteknya toh tidak jauh berbeda dengan yang konvensional. Toh, di dalamnnya memakai riba juga ternyata. Hanya istilah bunga, pinalti dan sebagainya diganti dengan istilah lain yang prakteknya ternyata riba. Mungkin nanti di lain artikel akan saya uraikan.

Nah lalu bagaimana dengan brand baru caleg syariah? Apakah hanya ganti baju dan isinya sama? Perlu ditunggu juga sih sepertinya. Apa benar mereka nantinya akan mengubah Indonesia dengan tatanan syariat Islam? Yang menghapus segala praktek maksiat di masyarakat dengan produk hukum yang mereka-mereka buat? Nah ini janggal bukan. Caleg syariat membuat produk hukum. Padahal hukum itu mutlak milik Alloh. Hukum selain hukum Alloh adalah bathil. Lalu perbuatan membuat hukum itu termasuk perubuatan yang sesuai syari? Nah ini harus jadi renungan kita juga. Kalau saya sih tidak ada kompetensi untuk menyatakan ini dan itu. Yang pasti hanya mengajak untuk berpikir dengan cara yang lain.

Karena dalal ushul adalah asyasyari’atu huwa maa yasiru fi thoriqil hukmil quran wash shunah. Syariat adalah apa-apa yang berjalan di atas hukum alquran dan sunnah.
Jadi segala sesuatunya harus sesuai AlQuran dan Sunnah. Baik prilaku, metode, mekanisme, tatacara, sistem dan segala aspek lainnya. Baik secara individu maupun secara kolektif. 

Nah, lalu apa pemilu munasabah dengan hukum alquran dan sunnah?
Mari coba kita ukur saja bersama.

Dalam demokrasi siapa yang banyak itulah yang menang. Bukankah seperiti itu? Jadi bukan bicara kebenaran mutlak. Namun berbicara siapa yang lebih banyak itu yang jd hukum. Baik dalma pemilihan ataupun dalam penetapan hukum. Jadi kita harus rela ikut yang banyak meski itu salah. Maka ketika kita tidak ikut yang banyak putusan manusia itu, maka kita disebut sebagai orang yang melawan hukum. Subhanalloh.

Padahal AlQuran dengan jelas melarang berbanyak-banyakan dan mengikuti yang banyak. Itu dijelaskan dalam surat Al An’am ayat 116 :

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)

Jelas bukan Alloh melarang kita untuk mengikuti kebanyakan orang karena akan menyesatkan kita dari kebenaran.

Lalu rasul juga elarang memilih seorang pemimpin yang meminta untuk dipilih. Lalu adakah saat ini caleg syariah yang tidak minta untuk dipilih? Yang tidak menyebar sebuah janji.

Nah kesimpulannya.... apakah benar beliau-beliau ini caleg syariah? Yang sesuai dengan konsensus Islam? Ataukah hanya jualan brand Islam saja?

Wallohu’alam.. kontroversi dan pertentangan selalu ada. J

No comments:

Post a Comment

Hikmah dalam kata akan terkenang sepanjang massa. Sertakan Komentar Anda. (Perkataan yang Tidak Sopan Tidak Akan Ditampilkan)